Sanity Keeper: Keeping sanity by exposing insanity [SanKee]
AFI.. It's To Die For! (Literally)
-
Monday, July 19, 2004
Yeah, AFI is to die for.. literally! Sabtu kemarin Kompas membahas banyaknya bunuh diri yang terjadi di Indonesia. Sure --bukannya gue menyetujui tindakan orang-orang yang bunuh diri tersebut-- gue memaklumi tindakan mereka itu semua. I mean coba deh lihat negara bobrok ini. Kita hidup di negara miskin (miskin gak sih? Jangan-jangan kita kaya?) tapi apa yang dicekokin oleh tivi-tivi brengsek itu adalah kehidupan mewah (sinetron, dsb.) AFI t**k (cara cepat menuju ketenaran, kemewahan, dsb.) Bayangkan, elo adalah seorang anak muda yang belum banyak makan garam kehidupan. Tapi, hidup elo udah dikepung sama mimpi-mimpi palsu dan kosong. Memisahkan elo dengan mimpi itu akan berakibat kematian! Well, itulah yang gue baca di Kompas kemaren. Bahwa, ada salah seorang anak kecil berumur 15 tahun bernama Nevi Suyanti bunuh diri hanya gara-gara berebut channel, ganti dari acara Akademi F*****g Indosiar. Cobak deh tuh! See? Makin ke sini makin kebukti deh teori gue tentang konspirasi penghancuran Indonesia ini. Abege-abege ini need to wake up and see the whole world. Gue lebih suka negara ini jadi komunis sekalian deh, daripada mayoritas muslim tapi orang-orangnya pada bejat abis: hanya memikirkan keuntungan bisnis tanpa ada moral. Beginilah hasil anak-anak yang tidak pernah ditatar P4. Inget! Jamannya kita dulu pernah ada P4. Yeah, mungkin gak semuanya berakhlak baik, tapi paling gak kita tahu mana yang bener dan mana yang salah. Oh iya, di bawah ini adalah sekelumit berita dari Kompas yang gue sebut di atas. Darmaningtyas menegaskan kasus bunuh diri terbanyak di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta, terutama diakibatkan oleh tekanan ekonomi di tengah situasi sosial politik yang karut-marut. "Relasi sosial yang sehat hanya dapat terbentuk jika kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, mulai dari pangan hingga kesehatan, pendidikan dasar, dan ruang- ruang publik yang memungkinkan orang berinteraksi normal," kata pengamat perkotaan ini. Tuntutan ekonomi yang makin berat memaksa orang bekerja lebih keras. Di sisi lain, media massa makin gencar menyuguhkan "mimpi" yang mendorong orang mengedepankan nilai materi. Televisi menciptakan idola-idola untuk dipuja di tengah realitas sosial ekonomi yang berat itu. Begitu kuat jeratan mimpi ini sehingga Nevi Suyanti (15) di Tangerang bunuh diri hanya karena berebut saluran televisi. Di Cianjur, Usuf Ambari (13) tewas gantung diri karena keinginannya mempunyai televisi tak dipenuhi oleh orangtua (Kompas, 31/1). [ ] Posted at 10:28 AM 0 Comments: |
Sanity Keeper
Previous Post
My Blog Ring |