Click for Jakarta Observatory, Indonesia Forecast

Sanity Keeper: Keeping sanity by exposing insanity [SanKee]

Tentang Rp.8,- - Wednesday, May 19, 2004

Korupsi. Itu banyak banget dikeluhkan orang Indon. Tapi, mereka gak sadar kalau mereka (mungkin) melestarikan budaya korupsi itu sendiri.

Coba cek kejadian rutin ini.
Lo lagi ngantri di sebuah supermarket. Belanjaan lo berjumlah, katakanlah Rp.5992, seperti yang tertera di label. Oke, sekarang elo udah di depan si kasir. Tentunya, lo bayar dengan Rp.6000 kan? Yaah, kalau ndak punya bisa dengan Rp.10,000. Tapi bukan itu intinya.

Coba simak kejadian lucu ini. Elo bayar, katakanlah dengan uang Rp.6000 tadi. Berapa kembaliannya? Nggak ada? Trus, elo puas gitu aja? Hey, wake up, man. Si kasir baru aja mengambil untung Rp.8 dari elo.

Kenapa? Elo ngetawain gw? Hah! Padahal mungkin elo orang yang paling nepsong kalau ngerumpiin penjahat koruptor. Well now you should ask yourself this question: apakah elo termasuk orang yang melanggengkan perbuatan itu? Dengan elo membiarkan si kasir/ si supermarket mengambil keuntungan Rp.8 itu tadi elo termasuk teman koruptor.

Kenapa ngeributin Rp.8? Yah pikir sendiri, kenapa kita punya sistem mata uang yang aneh. Kalau di luar negeri yang namanya belanja itu sampe sen terkecil dikembaliin. Nah, kita kenapa gak punya pecahan mata uang terkecil? Oh ya, di beberapa supermarket masih ada pecahan mata uang kecil dalam bentuk permen. Ih, jijik deh. Di supermarket lain, uang kembalin Rp.25 aja kadang2 kagak dikembaliin.

Nah, sekarang terserah elo deh, mo nyebut gw pelit atau apa. Tapi yang pasti, kalau elu mau Indon ini bebas korupsi elu harusnya mulai dari elu sendiri dengan minta itu Rp.8. Atau, kita harus reformasi sistem mata uang Indon yang aneh ini.

Sanity Keeper says,
"Indon memang negeri ajaib. Banyak orang bernafsu menghujat korupsi tanpa sadar bahwa budaya itu sudah tertanam dalam diri mereka sendiri. Saya waras, dan saya bangga menjaga kewarasan saya dengan membayar dengan kartu kredit/ debit."

Peace,
Sanity Keeper

[ ] Posted at 11:36 AM

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

hei, Loe kalo gak bisa bahasa Indonesia gak usyah perasaan donk pake gaya bahasa jakarta. malu donk Loe. Bahasa aja masih belepotan usah mo buat tulisan. perbaikin dulu bahasa Loe, baru buat tulisan.

Saturday, May 14, 2005 5:15:00 AM  

Post a Comment

<< Home

Sanity Keeper

Previous Post

My Blog Ring

Powered by Blogger